Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya
1 1. Makhluk Sosial
Manusia selain sebagai makhluk individu, juga
berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut
untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga terciptalah sebuah kehidupan
yang damai. Menurut Aristoteles, makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang
berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu
sama lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia tidak akan
sanggup hidup sendiri karena antara satu manusia dengan manusia yang lain
saling bergantungan atau saling membutuhkan. Dalam struktur sosial, salah satu
bagian yang sangat penting adalah sistem kekerabatan. Meyer Fortes mengemukakan
bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Sistem
kekerabatan inilah yang menjadi awal dari tumbuhnya budaya.
2.
Budaya atau kebudayaan
Berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
3.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya
Dalam kehidupan
sebagai makhluk sosial yang berbudaya, manusia hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain haruslah didasari dengan budi dan akal yang
dimiliki. Aspek ini turut menentukan perilaku komunikatif diantara keduanya.
Tujuan Tuhan Menciptakan Manusia
Menurut saya, Jika Allah menciptakan segala sesuatu pasti
mempunyai tujuan, termasuk kita sebagai manusia. Seseorang yang menciptakan
alat/mesin, menginginkan alat itu bisa berfungsi seperti tujuan diciptakan.
Jika alat itu tidak berfungsi seperti tujuan
diciptakan maka si pencipta akan kecewa. Demikian juga Allah menciptakan
manusia menginginkan supaya manusia hidup sesuai dengan maksud dan tujuan Allah.
Tujuan utama Allah
menciptakan manusia adalah mempermuliakan namaNya.
Tujuan lain Allah menciptakan manusia adalah
supaya manusia menemukan kebahagian di dalam hidupnya. Sebab tidak mungkin
Allah menginginkan manusia hidup di dalam penderitaan.
PERILAKU SOSIAL
Pengertian
Perilaku Sosial
Perilaku
sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia
dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya
sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling
ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia
berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia
dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang
lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.Menurut Krech, Crutchfield dan
Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu
tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal
balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang
terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001).
Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan,
atau rasa hormat terhadap orang lain.Perilaku sosial seseorang merupakan sifat
relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda.
Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun,
sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak
sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.Sesungguhnya yang menjadi dasar
dari uraian di atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial
(W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan
orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju
kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia
dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal
balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan
potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi
sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya
dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang
ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang
bersifat eksternal. Pada aspek eksternal situasi sosial memegang pernana yang
cukup penting. Situasi sosial diartikan sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat
saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A.
Gerungan,1978:77). Dengan kata lain
setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial dapatlah dikatakan
sebagai situasi sosial. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pasar,
pada saat rapat, atau dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.
MANUSIA
BERBUDAYA
Budaya itu adalah Budaya atau kebudayaan kata yang berasal
dari bahasa Sanskertayaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebutculture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia ( menurut
Wikipedia).
Sedangkan Budaya menurut
istilah adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dan manusia
berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal
budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya juga dapat
diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral,
sopan dan santun terhadap sesama manusia atau mahluk ciptaan tuhan.
Perilaku manusia berbudaya adalah
perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku
dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai
dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya
tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik
berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat manusia yang
berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa Indonesia
yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki.
Jadilah manusia yang memiliki budaya
yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan
tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan
tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang
berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan
yang melakukan banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti
korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya
Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena itu jadilah manusia yang
berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat akan memiliki
sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan
diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang
berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang
memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat. sumber : mediaamirulindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar